Rabu, 05 Juni 2013

Doping Otak Makin Marak

Para mahasiswa Jerman ditengarai makin banyak yang mengkonsumsi doping otak. Bukan hanya sekedar minum kopi yang kandungan coffeinnya memiliki efek stimulasi bugar. Tapi juga dikonsumsi obat paten anti stress.
Menjelang ujian, biasanya konsentrasi menurun dan hari terasa pendek. Banyak mahasiswa mengatasinya dengan cara tradisional yang terbukti ampuh. Minum kopi sebanyak-banyaknya. Paling tidak, itu membuat mereka tetap melek dan bugar.
Tapi kini terdapat tren baru. Jika segelas kopi tidak lagi membantu, para mahasiswa akan mengkonsumsi pil yang mengandung coffein kadar tinggi. Atau lebih ekstrim lagi. Menenggak obat-obatan paten anti stress, yang harusnya diresepkan oleh dokter misalnya Amphetamine atau Ritalin. 
Doping otak itu, didefinisikan oleh Professor Klaus Lieb dari Universität Mainz sebagai: "Konsumsi unsur psiko-aktif yakni elemen yang memiliki efek pada otak dengan sasaran meningkatkan kinerjanya". Universitas Mainz melakukan penelitian terkait tema "doping otak" ini, dan baru-baru ini mempublikasikan hasilnya.
Banyak Pemakainya
Tekanan prestasi dan stress bayangi kehidupan mahasiswa.
Sekitar 20 persen dari 2.600 mahasiswa yang menjadi responden penelitian mengaku, setahun lalu, setidaknya sekali mengkonsumsi pil Coffein, Amphetamine atau Ritalin, untuk mendongkrak prestasi otak. Demikian kesimpulan professor Lieb dalam laporan hasil risetnya.
Tingginya penggunaan doping otak dalam penelitian itu, terkait metode riset yang merahasiakan identitas responden, sekaligus tidak membuat perbedaan di antara obat stimulasi kinerja otak. Apakah itu pil Coffein, Amphetamine, Ritalin atau obat paten lainnya.
Dr. Stephan Schleim penulis berbagai buku mengenai doping otak, memperingatkan bahayanya penggunaan obat-obatan paten itu. "Ritalin misalnya, adalah obat stimulus unsur pembawa pesan Dopamin, untuk pasien yang mengalami defisit konsentrasi atau ditambah hiperaktifitas. Pada beberapa individu, unsur aktifnya bahkan bisa memiliki efek membahayakan nyawa", katanya menambahkan.
Reaksi Individual
Setiap individu bereaksi berbeda terhadap coffein maupun unsur aktif obat stimulus lainnya. "Artinya efek unsur aktif itu juga amat individual. Seringkali ada pada batasan ampuh secara subyektif dan terbukti secara obyektif peningkatan kinerja", ujar  pakar psikologi Tim Pfeiffer-Gerschel dari Institut Riset Terapi.
Ritalin obat anti hiperaktif kini populer untuk doping otak.
Mereka yang mengkonsumsi unsur stimulus secara berlebihan, cenderung untuk menilai lebih tinggi kemampuannya. Tapi Pfeiffer-Gerschel juga memperingatkan, setelah merasa bahwa kinerja naik, juga ada saat dimana dirasakan prestasi turun drastis.
Jika kondisi itu terjadi, pengguna juga cenderung menaikan dosisnya, untuk makin meningkatkan kinerja otak. "Ini mejadi salah satu aspek dari beragam faktor untuk menegaskan gejala kecanduan psiksis", kata Pfeiffer-Gerschel.
Penelitian itu juga menunjukkkan, mahasiswa dengan prestasi pas-pasan atau kurang serta orang yang mudah stress, menjadi kelompok risiko tinggi pengguna doping otak. Juga antara doping otak dengan secangkir kopi dan konsumsi obat paten kini nyaris tidak ada batasannya lagi.

sumber : www.dw.de

BPA Bahayakan Kesehatan Janin

Badan keamanan pangan di Perancis melontarkan peringatan terbaru bahaya penggunaan bisfenol A. BPA dikatakan bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari.
Bisfenol A atau BPA adalah senyawa yang biasanya terkandung dalam botol plastik, makanan dan minuman kaleng. Beberapa penelitian sebelumnya mengkaitkannya dengan masalah otak, sistem saraf, reproduksi dan kegemukan. Pasalnya senyawa ini memiliki dampak seperti hormon perempuan Estrogen.
Badan keamanan pangan Perancis (ANSES) kini mendesak perempuan hamil untuk menghindari makanan kaleng atau meminum air dari galon air mineral yang terbuat dari polikarbonat karena merupakan "sumber bisfenol A". 
Bon dari mesin kasir di supermarket juga sebaiknya tidak disentuh. Menurut ANSES, barang yang mengandung BPA sudah berbahaya jika dihirup atau dipegang, termasuk kertas termo yang digunakan untuk membuat bon mesin kasir.
BPA banyak ditemukan pada produk kemasan plastik
Memicu tumor
Dalam laporan yang merangkum beberapa penelitian ilmiah global, ANSES mengatakan ; "para pakarnya cukup yakin akan bukti yang merujuk pada risiko bagi janin dalam kandungan. "Perempuan hamil yang terkena paparan BPA menimbulkan risiko bagi kelenjar susu pada bayi yang belum dilahirkan," demikian laporan ANSES setelah investigasi selama tiga tahun.
"Bisa terjadi peningkatan sensitivitas kelenjar susu yang kelak bisa membentuk tumor. Risiko ini dialami kedua jenis kelamin." Namun, ANSES juga menegaskan masih banyak hal yang belum jelas dari data yang mereka peroleh.
Berdasarkan masukan dari badan peneliti seperti ANSES, parlemen Perancis Desember tahun lalu memutuskan untuk melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan bayi mulai 2013 dan pada semua kemasan makan mulai 2015. Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kanada telah melarang penggunaannya pada botol bayi. 
Tapi zat kimia ini masih digunakan dalam produk plastik di seluruh dunia. AS tahun lalu mengatakan, tidak akan menetapkan larangan umum bagi BPA karena belum ada bukti nyata penggunaannya berdampak buruk bagi kesehatan orang dewasa.

sumber : www.dw.de

Kecanduan Makan Karena Stress

Saat merasa lapar, hanya ada satu hal dalam pikiran. Makan sebanyak mungkin hingga merasa tenang. Ini ciri khas "Binge Eating Disorder". Penyakit yang tidak terkenal seperti bulimia, tapi lebih banyak diderita.
Penyakit kecanduan makan atau makan secara berlebihan dikenal dengan istilah "Binge-Eating-Disorder". Kata "to binge" adalah bahasa Inggris yang artinya kurang lebih adalah "berlebihan". 15 persen dari penderita gangguan makan adalah Binge-Eater. Penyebabnya sering sama dengan gangguan makan lainnya. Yakni, berusaha meringankan beban psikologis.
Tidak seperti penderita bulimia dan anoreksia, Binge-Eater tidak berusaha mengendalikan berat badan dengan cara memuntahkan makanan atau olahraga berlebihan. Mereka biasanya makan secara berlebihan secara cepat tanpa bisa mengendalikannya dan tanpa merasakan rasa kenyang. Seringnya beberapa kali dalam seminggu. 
Lingkaran Setan Binge-Eating-Disorder

Astrid Helesic : "Pasien tidak sadar masalahnya"
Tidak lama setelah "serangan makan", rasa tenang menghilang dengan cepat. Yang tersisa adalah rasa malu, sesal dan kecewa. Perasaan negatif ini kembali diatasi para Binge-Eater dengan makan dalam jumlah banyak. Tanpa bantuan profesional, lingkaran setan ini tidak akan bisa dipatahkan. Tidak cukup dengan upaya diet.
Astrid Helesic, pimpinan klinik gangguan makan di Bad Honnef, menjelaskan: "Pada dasarnya sama seperti kecanduan lainnya, ini sikap kompensasi. Upaya untuk melupakan sesuatu. Pasien seringnya tidak sadar masalah sesungguhnya. Sering ada hubungannya dengan rasa harga diri atau trauma di masa lampau". 

Operasi Lambung Bukan Terapi
Sekitar 40 persen penderita bertubuh gemuk. Tapi tidak setiap orang yang gemuk adalah Binge-Eater. Gejala utamanya adalah "serangan makan berlebihan" yang berulang kali. Juga bentuk tubuh yang tidak normal, keterbatasan dalam sosialisasi, dan cenderung mengalami masalah psikis seperti depresi. Penyakit lain yang muncul akibat Binge-Eating juga bisa berupa diabetes, tekanan darah tinggi atau asma. 
Pasien yang sudah mencoba terapi psikosomatis, namun tetap kelebihan berat badan, bisa memutuskan untuk menjalani operasi pengecilan lambung. Pada operasi tersebut hampir 75 persen lambung dihilangkan. Sisanya dibentuk menjadi seperti selang. Sehingga pasien akan merasa lebih cepat dan lebih lama kenyang.
 
Dr. Min-Seop Son : "Operasi bukan terapi"
Operasi hanya membantu untuk mengatasi berat badan yang berlebih dan bukan menghilangkan masalah gangguan makan, tegas Dr. Min-Seop Son dari rumah sakit Johanniter di Bonn. "Operasi bukan terapi gangguan Binge-Eating. Operasi ini terapi adipositas dan gangguan Binge-Eating biasanya mengakibatkan adipositas. Terapi sesungguhnya Binge-Eating-Disorder adalah terapi psikologis. Karena itu penting bagi para pasien untuk dirawat dan menjalani terapi psikologis, juga setelah operasi.

sumber : www.dw.de

Garpu Getar Atasi Kegemukan

Makan terlalu cepat berdampak pada kegemukan. Penemu asal Perancis mengembangkan gadget baru untuk memerangi obesitas dan masalah pencernaan. Garpu HAPIfork akan bergetar jika Anda makan terlalu cepat.
Namanya HAPIfork. Garpu ini wujudnya seperti sikat gigi elektronik dan dirancang untuk bergetar di dalam mulut jika sang pemakai menggerakkannya terlalu cepat.
Asupan kalori bisa dipantau lewat software yang diunggah ke komputer atau laptop melalui Bluetooth lewat kabel USB. Hasil analisa cara makan akan ditampilkan dalam bentuk grafik jumlah suapan di setiap waktu makan. Selain itu, gadget ini bisa dicuci lewat mesin cuci piring dan memiliki lampu LED untuk memperingatkan pemakai.
Bahaya Makan Terlalu Cepat
Berdasarkan teori yang didukung oleh hasil penelitian yang terus bertambah banyak, semakin pelan kita makan dan sadar akan apa yang kita asupkan ke dalam mulut, hal itu akan menimbulkan efek yang lebih baik bagi sistem pencernaan, pengendalian berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.
Kepada situs Mashable.com, penemu HAPIfork Jacques Lepine bercerita ia termotivasi setelah mengalami insiden yang mengkhawatirkannya saat ia baru berusia 30an. Saat itu ia mengira mengalami serangan jantung. Di rumah sakit, dokter mengatakan apa yang dirasakannya adalah refluks asam (naiknya asam lambung ke kerongkongan-Red) karena makan terlalu cepat.
Garpu Bantu Kesehatan
Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan dalam jumlah yang terlalu besar. Di sisi lain, otak tak manusia juga tidak bisa segera mengirimkan sinyal rasa kenyang.
Menurut salah satu penelitian, mereka yang selesai makan dalam waktu 9 menit terbukti memiliki asupan 67 kalori lebih banyak, dibanding yang waktu makannya 29 menit. Jika ditotal, ini berarti sekitar 1400 kalori per minggu atau kenaikan berat badan sekitar 0,5 kilogram per minggu.
Makan secara cepat juga mengurangi produktivitas otak. Selain itu kadar gula darah bertambah pesat dan bisa menyebabkan diabetes. Dengan makan secara perlahan, kadar gula di aliran darah akan diseimbangkan.
HAPIfork memenangkan penghargaan inovasi pada pameran elektronik Consumer Electronics Show 2013 di Las Vegas. Garpu ini akan dijual seharga $99 atau sekitar 1 juta rupiah.

sumber : www.dw.de

Autisme, Penyakit atau Sifat?

Penderita autisme biasanya menghindari orang dan sulit mengerti perasaan. Para periset kini meneliti, apa yang normal dan apa yang merupakan gangguan pada seorang penderita autisme.
John, 12 tahun, adalah penderita autisme sejak usia balita. Dia tidak bisa menulis, berbicara dan mengerti. Perilakunya seperti anak usia satu atau dua tahun. Penderita autisme semacam ini tidak memiliki mimik dan sulit untuk mengerti perasaan. Kebanyakan hanya mengulangi ritual yang selalu sama dalam kesehariannya.
Illustration - Ein fünfjähriger Junge sitzt allein auf einer Schaukel auf einem Abenteuerspielplatz in Berlin, aufgenommen am 10.4.2012. Foto: Jens Kalaene Penderita autisme digambarkan ingin selalu menyendiri.
Rainer Döhle juga autis. Dia sudah dewasa ketika didiagnosa menderita sindrom Asperger, sebuah bentuk autisme yang tidak menunjukkan hambatan bahasa maupun kejiwaan. Rainer, 43 tahun, mengatakan, dalam rapornya selalu tercantum bahwa ia tidak mampu bersosialisasi dengan teman sekelasnya.
"Saya tidak pernah mengerti, bagaimana persahatan itu dan selalu senang jika dibiarkan sendiri dan dapat membaca," ujarnya. Rainer Döhle sekarang adalah pemimpin perhimpunan Aspies, organisasi bantuan terbesar bagi penderita autisme di Jerman.
Döhle sangat berbakat, menyenangi Geografi dan Sejarah yang dapat digunakannya secara konstruktif.
Sangat berbakat hingga amat terbelakang
Der Physiker und Nobelpreisträger Albert Einstein streckt die Zunge heraus (Archivfoto vom 18.04.1955). Dieses mittlerweile weltbekannte Foto verschickte der unkonventionelle Wissenschaftler gern als Gruß an seine Freunde. Aus Anlass des 100. Jubiläums der Formulierung der Relativitätstheorie steht das Jahr 2005 in Deutschland ganz im Zeichen des Physikers Albert Einsteins. Foto: Arthur Sasse dpa (nur sw, zu dpa-Themenpaket Mythos Einstein - Jahrhundertgenie verehrt wie kein zweiter Forscher vom 18.01.2005) +++(c) dpa - Bildfunk+++
pixelPemenang hadiah Nobel Albert Einstein diindikasikan mengidap syndrom Asperger.
Ada penderita autis yang tidak pernah bisa belajar berbicara, sementara penderita lainnya pandai sekali berbicara. Ada yang gerakan motoriknya terganggu, sedangkan penderita lainnya dapat menggambar berjam-jam tanpa jeda.
Ada penderita autis yang kemampuan mengingatnya terbelakang dan ada yang ingatan angkanya luar biasa. Tetapi pada dasarnya, semua penyandang autis menunjukkan pola perilaku yang berulang dan sulit melakukan interaksi dengan orang lain.
"Autisme secara secara kualitatif sama dengan sindrom Asperger", demikian dijelaskan Sven Bölte, direktur Pusat bagi Gangguan Perkembangan Syaraf di Institut Karlinska Stockholm. "Kedua bentuk autisme itu berbeda dalam tingkat keparahan gejalanya," tambah Bölte.
Karena itu para pakar autisme saat ini berbicara tentang spektrum gangguan autisme yang dinilai berakar pada perkembangan sistem syaraf yang berbeda. Namun masih belum jelas, gangguan spesifik yang bagaimana yang terjadi pada perkembangan otak dan sistem syaraf.
Variasi ekstrem dari otak pria?
Diketahui bahwa penyandang autisme menunjukkan lebih rendahnya aktivitas di area otak yang bertanggung jawab terhadap pengolahan perasaan dan bahasa atau pengingatan kembali wajah. Namun aktivitas yang lebih kuat terlihat pada area pengolahan obyek dan identifikasi detil sebuah sistem.
Karena itu, periset autisme, Baron-Cohen berpendapat, penyandang autisme memiliki variasi ekstrem otak pria. Sebuah studi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat testosteron pada sebuah janin, semakin tinggi kemungkinan bayi nantinya menunjukkan sifat autis Demikian Baron-Cohen.
Selain itu, terkait unsur dopamin dan serotonin yang antara lain mengatur perasaan takut dan motivasi, otak penderita autis berbeda dari otak normal. Penelitian di Universitas Freiburg menunjukkan komunikasi antara neuron di otak penderita autis mengalami gangguan.
Faktor lingkungan dan risiko
Ultraschall/ultrasonic pregnant belly
ultraschall; ultraschalluntersuchung; frauenarzt; frauenärztin; gynäkologie; schwangerschaft; prävention; vorsorge; vorsorgeuntersuchung; pränataldiagnostik; diagnostik; arzt; doktor; medizin; healthcare; health; pregnancy; pregnant; belly; bauch; ultrasonic; monitor; fötus; embryo; mutter; kind; ärztlich; klinik; hospital; krankenhaus; arztpraxis; sicherheit; zukunft; wachstum; elternInfeksi virus saat kehamilan bisa picu autisme pada bayi.
Sven Bölte juga mengatakan : "sebuah riset menunjukkan adanya hubungan antara autisme dan infeksi viral saat kehamilan". Juga obat tertentu yang digunakan sang ibu saat hamil, komplikasi saat melahirkan dan bahkan pencemaran lingkungan merupakan faktor risiko bagi autisme.
"Tapi risiko ini tidak berlaku bagi semua, karena munculnya autisme berbeda-beda secara individual dan mekanismenya cukup rumit", tambah Bölte.
Sampai sekarang, psikiater dan pakar ilmu syaraf masih menentukan autisme berdasarkan pengamatan perilaku yang sama dan berulang. Serta masalah interaksi sosial. Jadi penilaian yang masih tetap subyektif. Semakin rumit gambaran autisme yang dibuat pakar genetika, epidemilogi dan neurologi, juga semakin kabur kriteria yang disebut autisme.

sumber : www.dw.de