Rabu, 05 Juni 2013

BPA Bahayakan Kesehatan Janin

Badan keamanan pangan di Perancis melontarkan peringatan terbaru bahaya penggunaan bisfenol A. BPA dikatakan bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari.
Bisfenol A atau BPA adalah senyawa yang biasanya terkandung dalam botol plastik, makanan dan minuman kaleng. Beberapa penelitian sebelumnya mengkaitkannya dengan masalah otak, sistem saraf, reproduksi dan kegemukan. Pasalnya senyawa ini memiliki dampak seperti hormon perempuan Estrogen.
Badan keamanan pangan Perancis (ANSES) kini mendesak perempuan hamil untuk menghindari makanan kaleng atau meminum air dari galon air mineral yang terbuat dari polikarbonat karena merupakan "sumber bisfenol A". 
Bon dari mesin kasir di supermarket juga sebaiknya tidak disentuh. Menurut ANSES, barang yang mengandung BPA sudah berbahaya jika dihirup atau dipegang, termasuk kertas termo yang digunakan untuk membuat bon mesin kasir.
BPA banyak ditemukan pada produk kemasan plastik
Memicu tumor
Dalam laporan yang merangkum beberapa penelitian ilmiah global, ANSES mengatakan ; "para pakarnya cukup yakin akan bukti yang merujuk pada risiko bagi janin dalam kandungan. "Perempuan hamil yang terkena paparan BPA menimbulkan risiko bagi kelenjar susu pada bayi yang belum dilahirkan," demikian laporan ANSES setelah investigasi selama tiga tahun.
"Bisa terjadi peningkatan sensitivitas kelenjar susu yang kelak bisa membentuk tumor. Risiko ini dialami kedua jenis kelamin." Namun, ANSES juga menegaskan masih banyak hal yang belum jelas dari data yang mereka peroleh.
Berdasarkan masukan dari badan peneliti seperti ANSES, parlemen Perancis Desember tahun lalu memutuskan untuk melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan bayi mulai 2013 dan pada semua kemasan makan mulai 2015. Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kanada telah melarang penggunaannya pada botol bayi. 
Tapi zat kimia ini masih digunakan dalam produk plastik di seluruh dunia. AS tahun lalu mengatakan, tidak akan menetapkan larangan umum bagi BPA karena belum ada bukti nyata penggunaannya berdampak buruk bagi kesehatan orang dewasa.

sumber : www.dw.de

Tidak ada komentar:

Posting Komentar